Jakarta E-Prix 2025, yang akan digelar pada 21 Juni mendatang, akan berlangsung tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Deni Rifky Purwana, Project Director Jakarta E-Prix, pada Senin (17/3/2025) di Jakarta. Seluruh pendanaan akan bersumber dari sponsor dan pihak swasta.
Keputusan untuk tidak menggunakan APBD ini merupakan komitmen penyelenggara untuk mematuhi peraturan dan menjaga transparansi keuangan. Deni menekankan bahwa semua proses pendanaan dilakukan sesuai aturan yang berlaku, tanpa melibatkan dana APBD sedikit pun.
Meskipun demikian, hingga saat ini identitas sponsor utama masih dirahasiakan. Pihak penyelenggara masih dalam tahap negosiasi dan perundingan dengan beberapa calon sponsor potensial. Deni menyebut akan ada “kejutan” terkait sponsor utama yang akan diumumkan kemudian.
Proses negosiasi dengan calon sponsor masih berlangsung intensif. Pihak penyelenggara belum bisa mengungkapkan detailnya, namun mereka optimistis bisa mendapatkan dukungan sponsor yang memadai untuk menyelenggarakan event internasional bergengsi ini.
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan sponsor adalah komitmen mereka untuk memberikan apron fee (biaya sewa area). Deni menjelaskan bahwa minat saja tidak cukup, komitmen nyata dalam bentuk apron fee sangat penting untuk memastikan kelancaran acara.
Jakarta E-Prix 2025 bukan hanya acara untuk warga Jakarta, tetapi juga merupakan agenda nasional, bahkan internasional. Sebagai satu-satunya kejuaraan dunia balap mobil roda empat yang diselenggarakan di Indonesia, event ini diharapkan dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
Pentingnya Jakarta E-Prix 2025 bagi Indonesia
Kejuaraan dunia Formula E di Jakarta merupakan kesempatan berharga untuk mempromosikan Indonesia di kancah internasional. Event ini bukan hanya sekedar balapan, tetapi juga merupakan platform untuk menunjukkan kemampuan Indonesia dalam menyelenggarakan acara berkelas dunia.
Selain itu, Jakarta E-Prix juga berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di bidang pariwisata dan perhotelan. Kedatangan wisatawan mancanegara untuk menyaksikan balapan akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat sekitar.
Kembalinya Jakarta E-Prix setelah absen tahun lalu juga menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan acara internasional yang berkualitas. Ini merupakan bukti bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik event-event bergengsi di dunia.
Tantangan dan Harapan
Meskipun penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2025 tanpa APBD merupakan langkah positif dalam hal transparansi, tantangan masih ada. Salah satunya adalah mencari sponsor yang mampu memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar untuk menyelenggarakan acara sekelas Formula E.
Namun, optimisme tetap dijaga. Dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Jakarta E-Prix 2025 akan berjalan sukses dan meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia.
Harapannya, Jakarta E-Prix 2025 tidak hanya menjadi suatu event olahraga saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kendaraan listrik sebagai solusi transportasi yang ramah lingkungan.
Suksesnya penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2025 akan menjadi bukti nyata kemampuan Indonesia dalam mengelola event internasional dengan baik dan menarik minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.